Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Indonesia, menyoroti perlambatan ekonomi yang terjadi antara Januari hingga Agustus 2025. Kendati banyak pihak mengaitkan situasi ini dengan dinamika ekonomi global, Purbaya menegaskan bahwa akar permasalahan utama berada pada pengelolaan ekonomi domestik yang kurang optimal. Ungkapannya ini menimbulkan diskusi dan pertanyaan mengenai bagaimana strategi internal pemerintah dalam mengelola ekonomi nasional.
Fokus Pada Pengelolaan Ekonomi Domestik
Purbaya Yudhi Sadewa menekankan bahwa permasalahan utama bukanlah pengaruh ekonomi global, melainkan ketidakmampuan pengelolaan ekonomi dalam negeri. Menurutnya, kebijakan fiskal dan moneter Indonesia kurang responsif terhadap tantangan dan peluang yang ada. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya investasi strategis yang seharusnya mendorong pertumbuhan ekonomi serta kelemahan dalam manajemen anggaran yang mengakibatkan ketidakefisienan alokasi sumber daya.
Dampak Kebijakan Fiskal yang Lemah
Selain itu, Purbaya menyoroti kebijakan fiskal yang dianggapnya kurang tepat guna. Alokasi anggaran pemerintah yang tidak merata dan kurang tepat sasaran menjadi faktor penyebab lesunya pertumbuhan ekonomi. Banyak anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur dan pendidikan justru terjebak dalam birokrasi yang menghambat laju pembangunan. Akibatnya, meski Indonesia memiliki potensi pasar yang besar, daya saing domestik menjadi lemah di tengah ketatnya persaingan global.
Pentingnya Reformasi Ekonomi Struktural
Menanggapi hal ini, Purbaya sangat menganjurkan perlunya reformasi ekonomi struktural yang komprehensif. Reformasi tersebut dapat dimulai dengan memperbaiki regulasi yang berbelit dan menurunkan hambatan investasi. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga harus diperkuat untuk mendorong inovasi dan efisiensi. Dengan reformasi ini, Purbaya yakin Indonesia dapat lebih tangguh menghadapi tantangan ekonomi baik dari dalam maupun luar negeri.
Masalah Serapan Anggaran yang Tidak Maksimal
Serapan anggaran pemerintah yang rendah selama periode tersebut juga menjadi sorotan. Ketidakmampuan dalam memaksimalkan anggaran yang ada menyebabkan banyak proyek pertumbuhan tersendat. Efisiensi belanja pemerintah dan optimalisasi sumber daya harus menjadi fokus agar ekonomi dapat pulih dan berdaya saing. Memaksimalkan serapan anggaran adalah kunci untuk menggerakkan sektor riil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pandangan Analis dan Ekonom
Banyak analis dan ekonom mendukung pandangan Purbaya dengan menambahkan bahwa Indonesia harus meningkatkan kualitas kebijakan ekonomi untuk menghadapi perubahan ekonomi global yang dinamis. Mereka menekankan pentingnya kebijakan yang adaptif dan berbasis data untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan dengan lebih cepat dan tepat. Kolaborasi lintas sektor juga diperlukan untuk membentuk kebijakan yang holistik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan bahwa stagnasi ekonomi bukan hanya hasil dari faktor eksternal, melainkan juga hasil dari pengelolaan ekonomi yang tidak efektif di dalam negeri. Oleh karena itu, langkah korektif harus dilakukan segera agar ekonomi Indonesia dapat bergerak maju dengan mantap. Reformasi struktural dan kebijakan yang lebih bijaksana akan menjadi kunci mengatasi perlambatan ini dan memastikan kemakmuran masa depan. Dengan peningkatan internal, Indonesia diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul di pentas ekonomi global.

