Bandara Kertajati: Tantangan dan Peluang Infrastruktur

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati telah menjadi pusat perhatian setelah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menyebut lokasi bandara tersebut berada ‘in the middle of nowhere’. Pernyataan ini memicu berbagai reaksi, baik dari kalangan pemerintahan maupun publik yang mempertanyakan efektivitas penempatan bandara ini terhadap ekonomi dan pariwisata di Jawa Barat.

Analisis Lokasi: Sebuah Tantangan Logistik

Bandara Kertajati terletak sekitar 68 kilometer dari Kota Bandung dan 40 kilometer dari Kota Cirebon, menjadikannya berada pada posisi yang tidak strategis jika dilihat dari kepadatan populasi. Keterpencilan lokasi ini menimbulkan permasalahan logistik, yang berdampak pada aksesibilitas dan waktu tempuh yang lebih panjang dibandingkan bandara lain. Tantangan ini harus diatasi dengan peningkatan infrastruktur transportasi darat yang memadai.

Manfaat Ekonomi yang Belum Maksimal

Dalam perspektif ekonomi, pembangunan bandara di daerah terpencil seringkali dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan daerah dan menciptakan pusat ekonomi baru. Namun, untuk Kertajati, keterpencilannya masih menjadi penghambat dalam mencapai tujuan tersebut. Aktivitas ekonomi yang diharapkan dari kehadiran bandara ini belum terlihat signifikan, dan hal ini memerlukan strategi kebijakan yang lebih terfokus untuk mengintegrasikan bandara dengan pusat-pusat ekonomi di sekitarnya.

Peluang Pengembangan Ke Depan

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, potensi Kertajati masih besar. Dibutuhkan upaya koordinatif antara pemerintah pusat dan daerah untuk memaksimalkan infrastruktur pendukung, seperti jalan tol dan jalur kereta api yang menghubungkan bandara dengan kota-kota besar di sekitarnya. Pengembangan ini diharapkan dapat memperbaiki citra lokasi Kertajati yang dianggap ‘in the middle of nowhere’.

Pandangan AHY: Dorongan untuk Pembenahan

Pernyataan AHY, meskipun dikritik, sebenarnya dapat dilihat sebagai dorongan bagi pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk mempercepat pembenahan infrastruktur penunjang bandara. Tekanan dari tokoh nasional sering kali menjadi katalisator bagi proyek-proyek yang sebelumnya terhenti atau mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

Peran Strategis di Masa Depan

Bandara Kertajati berpotensi menjadi hub strategis yang menghubungkan Jawa Barat dengan berbagai destinasi internasional. Dalam jangka panjang, keberadaan bandara ini dapat merangsang pertumbuhan sektor pariwisata dan memperkuat jaringan logistik nasional. Namun, perlu ada komitmen kuat dari semua pihak terkait untuk menjadikannya kenyataan, termasuk kebijakan terintegrasi yang mendukung pengembangan kawasan sekitar.

Kesimpulannya, Bandara Kertajati harus dilihat bukan hanya dari lokasinya yang terpencil, tetapi dari peluang dan potensi yang bisa diolah dan dikembangkan. Pembenahan infrastruktur, kebijakan ekonomi yang mendukung, serta sinergi antara institusi menjadi kunci untuk mengubah citra bandara sebagai ‘in the middle of nowhere’ menjadi sebuah pintu gerbang ekonomi yang berpengaruh besar di Indonesia dan internasional.